Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Memonetisasi Blog

paper-3265721_1920

Syarat utama bagi kalian yang baru memasuki dunia blogging untuk dimonetisasi adalah ketekunan dan konsistensi dalam menulis serta mempelajari dunia blogging. Syarat ini mutlak diperlukan agar kamu bisa memiliki blog dengan konten yang menarik, ramai pengunjung, dapat iklan dan pada akhirnya bisa dapat uang dari kegiatan blogging.

Bagi yang belum tahu, memonetisasi blog adalah merancang agar blog yang kamu kelola bisa menghasilkan uang secara nyata. Sederhananya, dengan langkah ini kamu bisa disebut blogger kelas professional.

//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Bisa dibilang, derajat blogger yang tengah atau sudah berupaya memonetisasi blognya setahap lebih tinggi dari mereka yang nge-blog pakai hosting gratisan, yang mana mereka menggunakan blog masih untuk menulis iseng-iseng berhadiah saja.

Bukannya bermaksud sombong, tapi ketika kamu memonetisasi blog, pastinya kamu sudah memiliki domain sendiri yang diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang. Anggap saja uang tersebut adalah modal awal untuk kemudian kamu kelola, sehingga pada akhirnya bisa menghasilkan uang dari blog.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memonetisasi blog:

1. Tampilan

Terserah tema apa yang ingin kamu terapkan untuk blogmu, sebab itu kembali pada selera masing-masing. Terlepas apa dan bagaimanapun temanya, pilihlah warna latar belakang blog yang putih polos, bukan warna lainnya.

Mengapa demikian, sebab dengan warna tersebut, peluang pemasangan iklan (entah dari Google Adsense atau yang lainnya) dengan warna dan bentuk yang beragam akan bisa diterapkan secara dinamis.
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

2. Pasang Laman “Tentang Kami” dan “Hubungi Kami”

Dua laman dengan judul di atas merupakan hal yang sangat penting. Sebab, pembaca dan semua orang yang berkunjung pastinya penasaran dengan siapa kamu, dan bagaimana cara mengontak jika ada keperluan tertentu termasuk kalau ingin menjalin kerja sama. Jangan membuat pembaca dan pihak pengiklan bingung dan kesulitan menjangkaumu, sehingga mereka kemudian tidak bisa menemukan jati dirimu.

Baca Juga: Merealisasikan Ide Adalah Tanda Syukur Nikmat

Ketika memonetisasi blog, artinya kamu harus bersiap untuk terbuka dan menampilkan diri di dunia maya dengan segenap konten keren yang kamu miliki. Percaya dirilah! Laman “Tentang Kami (About Us)” dan “Hubungi Kami (Contact Us)” bisa dibuat sendiri dan bahasanya pun dikembalikan kepada gaya dan selera masing-masing. Yang jelas di dalamnya harus memuat informasi jelas tentang identitasmu, sekilas promosi kontenmu, serta kontak yang jelas anti ribet untuk menghubungimu.

Baca Juga: Cara Membuat Review Buku

3. Membuat Halaman Disclaimer

Laman disclaimer juga menjadi satu komponen yang terpenting ketika ingin memonetisasi blog. Pihak pengiklan harus memastikan bahwa pengelola blog membuat konten yang bersifat informatif, di mana pengelola bertanggung jawab atas keakuratan dan kelengkapan informasi yang dimuat tersebut. Sederhananya, Disclaimer itu semacam pernyataan lepas tanggung jawab ketika ada indikasi pelanggaran di bidang informasi.

Selain disclaimer, komponen lain yang tidak boleh alpa juga yakni Privacy Policy. Untuk cara pembuatan disclaimer dan privacy policy secara mudah, klik di sini.
//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

4. Tekun Berpromosi Blog dengan Jalan Menjadi Blogger Tamu

Menulis sebagai blog tamu di blog orang lain yang sudah punya traffick tinggi sangat efektif untuk menjaring viewers di blog kita. Caranya mudah, kamu tinggal mencari blog yang membuka peluang menulis sebagai blogger tamu, lalu kamu menulis di sana, sertakan backlink yang mengarah pada blogmu, lalu selesai.

Baca juga: Ragam Alasan Orang Tidak Menulis

Di antara blog yang membuka kesempatan menulis untuk blogger tamu di antaranya Blog  Cararirin dan Rahasia 123. Silakan berpromosi dengan jalan yang bersih dan fair serta jagnan berhenti untuk menyajikan konten keren untuk blogmu sendiri ya.

Sebenarnya masih banyak lagi yang harus kalian perhatikan ketika memonetisasi blog. Silakan cari di ragam artikel yang bertebaran di internet. Semoga artikel ini bermanfaat.

Selamat Berjuang!


Note: Catatan ini dibuat setelah saya berkonsultasi online via WhatsApp dengan pak Taufik Kurahman. Bagi kalian para pemula, jangan segan untuk melakukan konsultasi semacam ini kepada siapa saja. Tapi jangan juga terlalu merepotkan mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang cerewet. Kepada Pak Taufik, hatur nuhun anu kasuhun atas ilmu dan sharingnya.

Sumber Gambar dari sini

 

 

Bocah yang Kelewat Percaya Diri Berburu Pahala

watch-dealers-3094036_1920

Sumber Gambar Ilustrasi dari sini

Anak-anak seharusnya sibuk menghapalkan perkalian dan rumus-rumus matematika, memahami letak geografis dan astronomis banyak wilayah, serta terus mengasah kemampuan berbahasa asingnya. Anak-anak juga lebih keren jika sibuk dengan kegiatan olahraga seperti renang dan sepak bola, sambil merayakan hari pertama ketika mereka jatuh cinta dengan cara mencatatkan di buku hariannya.

Tapi rupanya “yang seharusnya” itu tak terjadi pada bocah yang mengaku bernama Fajar. Entah ia berada di lingkungan seperti apa serta banyak dibisiki oleh orang-orang macam apa. Ia menjelma jadi bocah baru gede yang kelewat percaya diri berburu pahala.

Di suatu hari yang entah jam berapa, Fajar kedapatan mengambil barang dagangan tanpa izin di sebuah mimimarket. Ketika ditangkap sambil diinterogasi kecil-kecilan, jawaban Fajar sungguh membuat miris. Dalam rangkaian interogasi itu, Fajar tahu kalau mencuri adalah perbuatan buruk. Tapi menurutnya, jika praktik mencuri itu ditujukan kepada orang kafir, bahkan barang yang dicurinya adalah produk Yahudi, maka praktik pencuriannya menjadi halal, baik dan bakal dapat pahala.

Baca Juga: Kontrol Jari! Dilarang Menghujat Anak di Bawah Umur

Pernyataan-pernyataan Fajar sungguh membuat gemas. Apalagi ketika Fajar dengan entengnya menyodorkan tangan ketika penjaga toko mengancam akan sungguhan memotong tangannya. Ide tersebut muncul setelah Fajar sendiri yang menyatakan, “Kalau saya mencuri berarti harus potong tangan.”

Fajar bahkan kemudian menggulirkan dalil Alquran yang menurutnya bisa membenarkan perbuatannya. Ia menyebut, “Almaidah ayat tiga kalau engga lima”, lalu setelah didesak membacakan isi ayatnya, fajar mengucap “Kul Ya Ayyuhannas…” yang segera disambut protes dibarengi tawa, karena apa yang dibacakan Fajar salah adanya.

Ketika Fajar beratraksi demikian di hadapan para petugas toko, saya tidak berada di sana. Saya hanya seorang netizen yang kebetulan sedang buka Facebook jelang tengah hari, lalu melihat kiriman video Fajar dari Pak Tobing JR di 20 Agustus 2018 yang tampaknya menarik. Untuk cuplikan video selengkapnya, silakan ditonton saja:

 

 

Sumber Video dari sini

Saya penasaran bagaimana tanggapan kalian setelah melihat video di atas. Adakah sama dengan apa yang saya pikirkan? Atau justru kalian menganggap video ini rekayasa sebagai bagian dari agenda menjatuhkan agama tertentu.

Entahlah. Saya pun tidak bisa memastikan apakah ini video betulan atau rekayasa. Ketika saya meyakini bahwa ini betulan, perasaan sedih dan miris lah yang terasa. Namun ketika saya berpikir sebaliknya, rasanya sulit dipercaya video tersebut rekayasa.

Dilihat dari nada bicara dan ekspresi dari para pelaku video, sepertinya mereka melakukannya secara natural, di mana memang benar-benar ada seorang bocah bernama Fajar yang pemikirannya sungguh menyeramkan di usianya yang belia.

Baca Juga: Seimbang di Pertengahan: Ummatan Washathan

Fajar pastinya tidak sendirian. Di luar sana, mungkin ada bocah lainnya yang bernasib seperti Fajar, di mana ia diajari dan ditempatkan di tempat yang membuatnya menjadi seperti itu. Tulisan ini sama sekali tak bermaksud mempermalukan apalagi menggeneralisasi suatu simbol agama tertentu. Tapi saya pikir, kita harus sama-sama mengingatkan lagi tentang pentingnya pendidikan anak dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan akhlak. Semoga kita bisa saling menjaga, agar tidak berpikiran pendek lalu enteng berbuat kerugian dengan perasaan berlimpah pahala.

Ketimbang membiarkan mereka dididik lembaga tertentu yang kita pun tak paham bagaimana ideologinya, lalu sembarangan mempercayakan anak dalam didikan orang lain yang ternyata punya pemikiran radikal, lebih baik berada di sisi mereka, memberikan teladan yang baik sebagai orang tua, dan diharapkan anak-anak kita bisa selamat dari gerakan kaderisasi “teroris”.

Atau jika pun ingin menyekolahkan anak ke tempat yang jauh, iringilah perbuatan itu dengan riset agar memastikan bahwa tempat belajar si anak berfokus pada kemajuan fisik dan jiwa si anak agar sehat, kuat, cerdas dan wawasannya luas.

Semoga kids zaman now tetap bisa punya kesempatan belajar dan bermain di lingkungan dan orang-orang yang baik meski arus informasi dari seluruh dunia terus menghujani mereka dengan mudahnya. Semoga Fajar dan bocah-bocah serupa Fajar bisa dididik dengan baik, sehingga mereka paham bahwa apa yang mereka yakini sekarang bukanlah pandangan yang bijak.

Semoga pula, Fajar tak terlalu berambisi dalam agenda berburu pahala, apalagi dengan pemikiran dia yang sekarang. (Baca juga: Mengeja Berita Skandal dan Kontroversi Harun Yahya) Sebab dalam pemahaman saya, kegiatan apapun bisa jadi ibadah jika diiringi dengan khauf (rasa takut tidak dapat ridha Allah) serta raja (mengharap agar Allah berbelas kasih memberikan rahmat-Nya).

Tahukah, wahai bocah yang mengaku bernama Fajar! Dunia itu begitu kompleks, tak sesederhana seperti hitam dan putih, kafir dan iman, dosa dan pahala, atau membunuh dan jihad. Belajarlah lagi yang banyak seperti juga saya yang ingin juga belajar lebih banyak lagi.

Agar ketika kamu ingin melakukan agenda jihad, amar makruf nahi munkar atau apalah namanya istilah itu, kamu membarenginya dengan rasa kasih sayang sempurna terinspirasi dari sosok Rasulullah yang bijak, (baca juga: review film sejarah hidup Rasulullah Saw) yang perilaku idealnya telah diceritakan secara turun-temurun berdasarkan fakta sejarah, bukan dari sejarah yang dikarang-karang orang dzalim.


Artikel Terkait, Baca: Belajar Kompleksitas Indonesia dari Gus Dur

Visualisasi Kontroversial Tur “Mahal” Kisah Awal Hidup Rasulullah (Review Film Muhammad The Messenger of God-2015)

muhammad-the-messenger-of-god

Judul Film: Muhammad the Messenger of God (2015)

Sutradara: Majid Majidi

Penulis Skenario: Hamid Amjad, Majid Majidi

Pemain: Mahdi Pakdel, Sareh Bayat, Mina Sadati

Durasi: 171 Menit

Penghargaan:

– Nominasi Sinematografi Terbaik Asia Pacific Screen Award (Vittorio Storaro)

– Nominasi Film Terbaik Asia Pacific Screen Award (Mohammadreza Saberi, Majid Majidi)

– Pemenang Camerimage 2015 Kategori Cinematographer-Director Duo Award (Majid Majidi, Vittorio Storaro).

***

Muhammad bin Abdullah merupakan insan pilihan yang namanya akan terus disebut-sebut hingga akhir zaman. Tuhan mengangkatnya sebagai utusan terakhir, sehingga manusia terbantu untuk menjalani hidup dengan selamat. Atas keberadaannya, kita juga jadi punya pedoman hidup dalam upaya mengenal Tuhan lantas memeroleh ridha-Nya. Sebagai sosok yang ditegaskan sebagai suri tauladan terideal, sosok Rasulullah layak dicinta tur dimuliakan sepanjang hidup.

Namun adakah perasaan cinta itu benar-benar telah diturunkan dalam segenap perilaku di keseharian, atau hanya sebatas gombalan belaka karena menghormati fatwa dan instruksi agama belaka? Di sebelah manakah bukti perilaku cinta kita pada Allah dan Rasul-Nya itu?

Jujur saja, untuk menjawab pertanyaan ini saya masih tak kuasa. Entahlah kalau jawaban para pembaca. Tapi nyatanya untuk sekadar membaca dan menelusuri sirah nabawiyah (kisah biografi dan sejarah Nabi Muhammad) saya masih malas-malasan.

Informasi terkait sosok Rasulullah yang mulia telah saya dapatkan secara sepenggal-sepenggal sejak kecil. Sialnya, hingga sudah sebesar ini pun, informasi berharga seputar kisah hidup Rasulullah masih berupa serpihan-serpihan yang tidak lengkap.

Makanya saya sungguh berbahagia ketika seorang sutradara kenamaan Majid Majidi menggarap film tentang Muhammad secara sungguh-sungguh. Setelah proses penggarapan yang panjang selama sekitar tujuh tahun, dirilislah film bertajuk Muhammad the Messenger of God (2015) pada 2015, dan saya deteksi keberadaannya untuk kemudian ditonton pada 2018. *ke mana aja, Neng…

Majid-Majidi-1-620x330

Ini Pak Majid Majidi, sang sutradara. Majidi dikenal sebagai salah satu sutradara yang paling diperhitungkan mengingat karya-karya sebelumnya yang sukses dan dinilai sarat pesan moral, menyorot kalangan menengah ke bawah. Majidi sebelumnya juga menggarap film anak-anak berjudul Children of Heaven, Color of Paradise dan Baran. Jalan ceritanya dinilai indah dan menginspirasi. 

Film ini bercerita tentang sejarah hidup Rasulullah dari mulai sebelum lahir hingga masa remaja. Saking seriusnya, proses penulisan naskah skenario memakan waktu dua tahun. Majid banyak berkonsultasi dengan sejumlah ilmuwan Islam dari Iran, Aljazair, Maroko, Lebanon, dan Irak. Mereka merupakan para ulama yang berasal dari kalangan Ulama Sunni maupun Syiah. Tindakan ini dilakukan sebagai kehati-hatian, keakuratan, menyamakan persepsi serta menghindari konflik.

Dalam film yang disponsori langsung oleh pemerintah Iran ini, tokoh Abu Thalib selaku paman Nabi berperan sebagai narrator yang menceritakan sosok nabi Muhammad dalam pandangannya. Alur cerita bergaya flashback, di mulai ketika umat Islam yang masih minoritas mengalami pencekalan, lantas Abu Thalib mengenang kisah pra-kelahiran nabi, hingga beliau berusia sekitar 13 tahun.

Penonton akan disuguhkan sejumlah visualisasi yang menggetarkan hati dan tampak nyata, seolah-olah kita turut jadi saksi atas kelahiran Nabi yang mulia. Salah satu contohnya yakni peristiwa besar berupa rencana penghancuran Kabah oleh Raja Abrahah jelang kelahiran Rasul. Di sana lantas ditunjukkan tayangan tentang kedahsyatan serangan burung yang melempari batu panas ke arah tentara bergajah.

Bukan sekadar memvisualisasikan ulang kisah nabi yang tertera dalam buku sejarah, justru saya menemukan sejumlah fakta baru yang cukup berbeda. Misalnya, cerita tentang sekelompok Yahudi yang mengincar Muhammad sejak ia dilahirkan.

Diceritakan bahwa agamawan Yahudi telah mendetksi kelahiran seorang Nabi Mulia. Lantas mereka pun mencari cara agar Rasulullah kecil berada di bawah kekuasaan mereka dan bisa mengambilnya dari tangan keluarga. Beruntunglah, atas kehendak Allah, beliau selalu terlindung dari golongan kaum munafik.

Diceritakan pula sisi manusiawi dari Ibunda Rasulullah, Aminah binti Wahb, yang sangat berat untuk berpisah dengan bayi Muhammad. Ini disebabkan Muhammad harus ikut Halimatussyadiah, ibu susunya yang tinggal di kampung yang jauh. Aminah harus melepaskan Nabi sementara waktu, demi keamanan dan kesehatan nabi sebab kala itu air susu Aminah tidak keluar. Kisah ini belum pernah saya baca di buku sejarah nabi kebanyakan.

Tiga jam menonton, akan ada banyak informasi seputar Rasulullah, terutama dalam hal kemurahan hati, akhlak serta keberpihakan Nabi kepada kalangan minoritas seperti budak, anak yatim dan wanita. Akan ada tulisan yang super panjang jika saya menceritakan keseluruhan film di sini. Untung saja ini judulnya review film, jadi saya tidak perlu spoiler, bukan?

Kontroversial Tur Mahal

Dalam sejumlah wawancara media, Madjid menyebut ide pembuatan film disulut oleh ramainya suara-suara tentang islam dalam wajah yang buruk (Islamofobia): intoleran, terorisme, cabul, dll. Melalui film tersebut, ia ingin menunjukkan pada dunia tentang keindahan Islam yang dipelopori oleh sosok suci dan mulia bernama Muhammad.

Telah diceritakan di awal bahwa Majid menempuh waktu penggarapan naskah hingga dua tahun lamanya. Untuk mengisi “ruh” film agar memesona, ia membentuk tim perfilman andal dengan menggaet Vittorio Storaro di bagian Sinematografi serta AR Rahman yang mengatur tata suara film secara keseluruhan.

Selain itu, ia juga bekerja mempersiapkan dana, latar dan setting agar sesuai dengan suasana Arab Saudi 1.400 tahun yang lalu. Lokasi Shahrak Sinamai Nour (berlokasi di antara jalan tol Teheran-Qum) disulap menjadi Mekkah dan Madinah tahun 570-an. Sebagian tempat di Afrika Selatan juga jadi pilihan lokasi film berbudget 40 juta dollar Amerika (lebih dari Rp 560 miliar).

Meski telah digarap super serius, tetap saja karya itu menuai kontroversial. Film ini diributkan oleh sejumlah ulama Sunni karena mereka menganggap sosok Muhammad tidak boleh divisualisasikan sedikit pun.

***

Terlepas dari segara kontroversi yang beredar, toh film ini bisa disaksikan oleh masyarakat, bahkan kita bisa memeroleh file secara digital di internet. Bagi saya pribadi, film ini justru berhasil membuat saya terpukau.

Ini bukan sekadar opini subyektif karena saya seorang Muslim dan telah banyak dapat doktrin untuk selalu mencintai Muhammad. Tapi tayangan demi tayangannya sungguh menyuguhkan visualisasi yang apik. Jika tidak percaya, silakan tonton sendiri filmnya.

Meski sosok Nabi Muhammad kecil ditampakkan (tangan dan bagian belakangnya), saya sebagai pemirsa tidak lantas mengangggap itu benar-benar sosok nabi, atau membayangkan bahwa seperti itulah tangan beliau. Justru saya selaku pemirsa menjadi lebih nyaman karena bisa melihat nabi sebagai sesosok manusia, ketimbang menyaksikan visualisasi nabi berupa lingkaran terang yang bertuliskan kata “Muhammad” pakai huruf arab.

***

Kita semua sudah sama-sama paham, Islam dalam perkembangannya memiliki banyak madzhab dan perbedan pemikiran. Di satu sisi, ada ulama yang mentoleransi penampakan Muhammad dalam bentuk manusia, di mana hanya tangan serta bagian belakangnya saja yang ditampakkan (tanpa suara) di film itu. Di sisi lain, suara penentangan berbunyi nyaring. Entahlah, tapi bau-bau sentiment politik terasa, yakni kecurigaan tak beralasan terhadap Iran dan Syiah. Wallahualam.

Yang jelas saya pribadi sangat mengapresiasi keberadaan film ini. Utamanya dalam hal menambah wawasan tentang sejarah kenabian. Bayangkan kalau saya hanya membaca buku sejarahnya yang maha tebal, pasti akan cepat ngantuk. Saya juga sangat bangga karena menemukan orang-orang Islam yang sudi berkarya maksimal, membuat film keren, tidak sekadar terkungkung dalam ketradisionalan yang menyebabkan ketertinggalan.

Jadi, yuk segera cari filmnya!

***

Sumber Gambar dan Referensi:

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150831060928-220-75518/kontroversi-film-nabi-muhammad-film-termahal-iran

http://www.muvila.com/film/artikel/meski-tuai-pujian-muhammad-the-messenger-of-god-dilarang-tayang-150902l.html

https://tirto.id/kala-majid-majidi-sineas-iran-menafsirkan-nabi-muhammad-cATv

https://variety.com/2015/film/global/iranian-blockbuster-muhammad-sparks-ire-in-sunni-muslim-world-but-scores-at-home-box-office-report-1201598627/

http://www.madinaonline.id/s5-review/film-nabi-muhammad-upaya-dakwah-yang-dikecam-al-azhar/

 

 

Mengekspresikan Cinta Tak Melulu Harus Kontak Fisik, Bukan? (Review Film Kimi Ni Todoke-2010)

From_Me_To_You-0001

Judul Film: Kimi Ni Todoke (君 に 届 け)

 

Sutradara: Naoto Kumazawa, Kojiro Hashimoto

Penulis: Karuho Shiina (manga), Rika Nezu, Naoto Kumazawa , Yukiko Manabe

Produser: Takahiro Sato

Genre: Romantis

***

Film ini bercerita tentang persahabatan dan cinta yang super santun, tapi tetap juara dalam menampilkan adegan romantis yang manis. Dikatakan santun, sebab dari awal cerita hingga usai, baik para pemain utama maupun pemeran pendukung tidak melakukan kontak fisik ala-ala barat untuk menunjukan rasa cinta dan sayang. Kesantunan ini lantas menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat film drama, bahkan menuai sukses pada masa penayangannya di 2011.

Kimi Ni Todoke bercerita tentang Kuronuma Sawako (Diperankan oleh Mikako Tabe), seorang gadis SMA yang polos dan pendiam, tapi sebenarnya berhati hangat dan suka menolong. Ia selalu bersemangat untuk melakukan beragam kebaikan setiap harinya, seperti memilah sampah, menghapus papan tulis, menyiram tanaman—hal-hal yang kerap diabaikan oleh teman-temannya di kelas.

Sayangnya, teman-teman Sawako melihat dia dari cangkang luarnya saja. Sawako yang pendiam pada awalnya kerap jadi sasaran bully. Ia disebut-sebut punya kekuatan supranatural, serta orang akan terkena sial jika menatam matanya selama sekian detik. Namanya juga dipelesetkan menjadi “Sadako”, hantu Jepang berambut panjang hingga menutup muka yang secara menyeramkan keluar dari sumur.

Anggapan dan sebutan itu bukannya tanpa alasan. Selain karena Sawako yang memang sedikit bicara maupun tersenyum, potongan rambutnya yang memang panjang, lurus dan kerap menutupi matanya makin membuat penampilannya dianggap menyeramkan.

Tapi dunia Sawako yang penuh kedamain di tengah olok-olok teman-temannya berubah sejak pertemuan pertamanya dengan anak baru bernama Shouta Kazehaya (diperankan oleh Haruma Miura). Pertemuan yang indah itu terjadi pada musim semi, di persimpangan jalan menuju sekolah, tepat di bawah pohon sakura.

Kazehaya kala itu tengah kebingungan mencari jalan menuju sekolah. Sawako yang kebetulan ada di sana pun segera memberi tahu arah yang benar. Interaksi pertama mereka makin berkesan berlangsung di mana Kazehaya mengambil kelopak bunga sakura yang jatuh di rambut Sawako. Kelopak bunga itu berbentuk hati.

Interaksi demi interaksi pun berlanjut. Sawako rupanya segera jatuh cinta pada sosok Kazehaya yang tampak bersinar dan menyegarkan di matanya. Ia juga mengaku kagum dan menghormati Kazehaya yang benar-benar populer karena selalu membawa kebahagiaan bagi orang-orang di sekelilingnya.

Di sisi lain, Kazehaya pun jatuh cinta dengan Sawako yang polos dan baik hati. Ia sama sekali tidak memandang Sawako sebagai gadis yang menyeramkan serta layak dijauhi. Sebaliknya, Kazehaya sepertinya ingin selalu berdekatan dengan Sawako dan melihat senyum di wajah Sawako yang manis.

Tak Melulu Tentang Cinta

Sawako yang pendiam juga akhirnya mendapatkan dua sahabat yang menyayanginya, yakni Chizuru Yoshida (diperankan oleh Misako Renbutsu) dan Ayane Yano (diperankan oleh Natsuna Watanabe). Teman yang dimaksud bukan sekadar orang-orang yang bisa diajak bermain ketika sedang senang saja. Lebih dari itu, Yano dan Yoshida pun bisa membuat Sawako percaya bahwa persahabatan harus diperjuangkan, bukannya malah menghindar dan menyerah ketika dilanda masalah.

Perjuangan Sawako memertahankan jalinan persahabatan itu berbuah manis. Hari-harinya jadi lebih ceria, bahkan ia juga jadi punya teman berbagi cerita ketika dihadapkan pada kegalauan kala harus memperjuangkan cintanya Kazehaya.

Dua sahabatnya itu juga turut menguatkan Sawako ketika dijebak dalam permainan Ume Kurumizawa (diperankan oleh Mirei Kiritani) yang cemburu akan kedekatannya dengan Kazehaya. Namun pada akhirnya, Sawako sendirilah yang memutuskan untuk menghadapi Kurumi dengan jalan yang jujur, bahkan memaafkan.

***

Kepolosan hati Sawako serta kesabaran Kazehaya menjadi porsi yang “pas” sehingga jalan cerita film yang dirilis pada 25 September 2010 ini terasa asyik dan menggemaskan. Ahli sinematografi film yakni Masayuki Fujii sangat brilian dalam megatur tampilan-tampilan dan komposisi adegan demi adegan. Sinematografi di film ini bisa dibilang cerdas dan unggulan.

Film yang berdurasi 128 menit ini makin bernilai karena adegan demi adegannya sangat melegakan, sesuai dengan usia-usia SMA pada umumnya: interaksi guru dan murid yang setara tapi tetap hormat, persahabatan yang manis, ekspresi cinta yang santun tanpa interaksi fisik ala-ala barat yang membuat risih.

Keberadaan film ini juga yang pada akhirnya membuat saya mengenal Band Flumpool, mereka dapat kehormatan untuk mengisi soundtrack film dengan lagu yang berjudul serupa. Lagunya terdengar indah di telinga, musiknya membuat jiwa jadi bersemangat, cocok dengan akan muda yang sedang masa-masanya jatuh cinta dan bersahabat dengan sesamanya. Jika tak percaya, coba saja dengarkan sendiri.

Akhir kata, jangan merasa cukup dengan membaca reviewnya semata. Cobala tonton film yang mendamaikan hati ini di kala senggang. Sekian.

***

Sumber Referensi dan Gambar: http://www.jnkdrama.com/2018/01/movie-romantic-from-me-to-you-Kimi-Ni-Todoke-2010.html

Terampil Menandai Apa yang Telah Dibaca (Cara Membuat Review Buku)

writer-1421099_1920

Membaca buku masih merupakan cara konvensional yang paling ideal untuk memperkaya otak dan batin manusia dengan sejumlah informasi. Di tengah budaya tutur dan simak yang lebih mendominasi, praktik membaca juga masih tetap bertahan dan dianggap sebagai kebiasaan yang keren (dan memang benar-benar keren).

Nah, salah satu bentuk apresiasi pelaku baca terhadap apa yang dibacanya, yakni dengan membuat review atau tinjauan buku. Ada beberapa alasan, mengapa semua orang yang membaca buku (novel, kumpulan cerpen, buku sejarah, budaya, dan buku apa saja) harus menindaklanjuti hasil bacaannya dengan menulis review. Berikut ini beberapa alasan pentingnya membuat review buku:

  1. Membuat jejak, Penanda

Membuat review sama seperti menandai apa yang telah dibaca. Kita telah bersepakat bahwa tujuan membaca adalah untuk menyerap informasi dan mengambil manfaat dari bahan bacaan. Untuk menegaskan apa yang telah dibaca itu terdokumentasikan dalam produk tulisan yang nyata, maka membuat review buku menjadi sangat diperlukan. Nantinya, review yang telah kita produksi akan masuk museum karya original yang bisa dipergunakan untuk tujuan apa saja.

  1. Memanggil Ingatan

Kalau kita pakai mantra khusus untuk memanggil Jelangkung, maka kamu cukup memakai review buku saja untuk memanggil ingatan, khususnya ingatan terhadap isi buku yang telah kamu baca. Jadilah, mereview buku juga merupakan penanda dan pengingat. Sehingga kita tidak perlu membaca ulang buku, tapi bisa mengandalkan review buku sebagai pemanggil ingatan terhadap apa pun informasi dan ragam manfaat dari buku yang telah dibaca.

  1. Menegaskan Prosesi Saling Apresiasi di Dunia Literasi

Membuat review buku adalah salah satu wujud rasa terima kasih seorang pembaca kepada penulis buku. Para penulis yang memproduksi buku pastinya telah mengerahkan seluruh energi dan kemampuan terbaiknya sehingga ada buku yang tersaji di hadapan kita semua. Atas upaya yang tidak sederhana itu, sebaiknya kita berterima kasih dengan cara membuat review buku.

Baca Juga: Yuk Teliti Teknis Ketika menulis, Agar Konten Kerenmu Makin Sempurna

Dengan kata lain, membuat review buku sama dengan beretika, menunjukkan apresiasi yang nyata, atas manfaat yang telah kita ambil dari membaca buku tersebut. Tidak ada yang paling indah dari saling memberi apresiasi antar-pembaca dan penulis, bukan?

  1. Saling Berbagi dan Berpromosi

Ketika kita memeroleh manfaat baik dari sebuah buku, mungkin kita ingin membaginya kepada pembaca lain agar juga dapat manfaat yang serupa seperti yang kita dapatkan. Dengan cara mereview buku, kita tidak perlu repot-repot membaci-bagikan atau meminjamkan buku tersebut kepada semua orang sambil bercerita spoiler secara verbal.

Kamu cukup menulis dan membuat review, lalu diposting di sejumlah media sosial atau blog, dan orang-orang akan dengan sendirinya datang dan membaca review bukumu, lalu mereka akan bergerak dengan sendirinya mencari buku yang kamu review karena merasa tertarik dan ingin juga dapat manfaat dari membaca buku.

Kegiatan saling berbagi informasi melalui review buku bahkan bisa dijadikan ajang promosi komersil. Kalau kamu terampil membuat review buku yang bagus, mungkin kamu juga berpeluang dapat uang dari buka jasa review buku.

***

Bedakan Antara Review dan Resensi!

Setelah mengetahui pentingnya membuat review buku, mari kita melangkah maju mengetahui apa itu review buku. Sebagaimana namanya, review artinya tinjauan, pandangan, pendapat, yang dikemukakan sesudah menyelidiki, mempelajari dan sebagainya (KBBI).

Baca Juga: Disiplin Menulis Adalah Upaya Membaguskan Diri

Tidak ada aturan baku perihal konten apa yang harus kita suguhkan ketika mereview sebuah buku. Apapun kata dan kalimat yang kalian rangkai ketika membuat review buku, itu merupakan karya original milik kalian sendiri sebagai hasil dari membaca buku tertentu. Jadi, usahakanlah untuk membuat review buku yang menarik agar pembaca review kalian jadi tertarik untuk membaca buku yang kalian review.

Mereview buku berbeda dengan meresensi. Ketika membuat review buku, kita berfokus pada informasi dan manfaat apa saja yang kita dapatkan dari buku, lantas kita menuliskannya. Bentuk informasi tersebut bukan rangkuman, tapi lebih ke kesan-kesan yang diekspresikan dalam tulisan. Mereview bukanlah merangkum, tapi lebih kepada bagaimana agar pembaca merasa iri dan tertarik untuk membaca buku yang kita review.

Sementara itu, resensi punya arti dasar “Timbangan Buku”. Di dalamnya memuat praktik review sekaligus memaparkan kelebihan dan kekurangan buku. Ketika pada review buku, kita tidak perlu repot-repot membuat penilaian yang gamblang, maka untuk resensi, kita perlu melakukannya.

***

Lantas, Apa Saja Langkah-Langkah Mudah Membuat Review Buku?

Berikut ini kami paparkan langkah-langkah sederhana untuk membuat review buku:

  1. Pilih buku yang ingin kamu baca, tapi jangan dulu membaca isinya.
  2. Telisiklah judul buku, punggung buku, bagian belakang buku (sinopsis) serta halaman kata pengantar dan dafar isi. Dengan cara ini, kita akan bisa dapat gambaran umum dari isi buku, pun dapat membangkitkan ketertarikan lebih lanjut untuk membaca buku secara menyeluruh.

Catatan penting: tertarik kepada buku yang ingin direview merupakan signal yang baik agar kita bisa merangkai tulisan review yang akrobatik. Kalau senang mereview buku, pasti hasil perbuatan menyenangkan itu akan lebih baik dari pada hasil pekerjaan yang dilakukan dengan keterpaksaan.

  1. Catatlah semua informasi yang ada di buku, di antaranya:

a. Judul Buku

b. Penulis

c. Tahun terbit

d. Jumlah Halaman

e. Harga Buku

Kelima informasi di atas bisa dicantumkan di bawah judul, serta di bawah tulisan review.

Baca Juga: Seni Mendekati Tuhan Ala Silat Sunda Buhun

  1. Catat kutipan-kutipan menarik yang ada di buku, lengkap dengan halaman di mana kutipan itu tertera. Nantinya kutipan itu akan jadi amunisi yang baik agar kamu bisa merangkai tulisan review dengan baik dan terarah.
  2. Mulailah menulis. Dimulai dari melakukan brainstorming, dilanjutkan dengan melakukan tahap editing, baca ulang, lalu setelah dirasa mantap, segeralah membagi produk reviewmu kepada semua orang.

Demikianlah informasi seputar Cara Membuat Review Buku. Untuk ragam contoh produk review buku pilihan, silakan klik di sini.

Selamat menulis, selamat mengapresiasi!


Sumber Gambar dari sini

Membohongi Bapuji yang Sekarat (Review Buku A Beautiful Lie)

Judul buku: Dusta yang Indah (A Beautiful Lie)
Penulis: Irfan Master
Penerjemah: Tanti Lesmana
Penerbit: Gramedia
Tahun Terbit: September 2012
Tebal buku: 302 halaman
Status Buku: gratis, pinjam punya adik

***

“Para pangeran, politisi, penyair dan ahli sejarah. Tidak ada bedanya. Mereka hanya bisa menawarkan kata-kata–bunyi-bunyian untuk membangkitkan semangat dan memberikan kepada orang-orang. Berbagai kebohongan untuk menyenang-nyenangkan hati kami selama beberapa waktu” (A Beautiful Lie, halaman 74).

***

Bagaimana bisa sebuah kebohongan dikatakan indah, jika dilakukan secara terus-menerus, tersistem dan terorganisasi. Bagaimana pula ia bisa dikatakan bagus, jika obyek kebohongan adalah bapak kandung sendiri yang sedang dalam keadaan sekarat. Ini tampak seperti dusta yang kejam yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang bocah India bernama Bilal kepada Bapujinya.

Tapi nyatanya Bilal melakukannya. Ia membuat ragam alasan dan pembenaran, agar misi dustanya pada bapuji (ayah) terlaksana hingga sang ayah dijemput ajal. Bilal bersikukuh berdusta, sebab ia ingin bapujinya meninggal dengan suasana hati tanpa lara.

Sebentar, jangan dulu menghujat Bilal karena praktik kebohongannya pada sang ayah. Dalam novel berjudul “Dusta yang Indah” alias “A Beautiful Lie” karya Irfan Master ini, kita akan dibuat maklum, bahkan mendukung kebohongan demi kebohongan yang Bilal lakukan.

Kisah Bilal berlatar tahun 1947, di mana kala itu, India sedang mengalami konflik dan perang saudara. Seperti kita ketahui, kondisi politik pasca perang dunia II membuat keadaan India memburuk sehingga pecah.

Baca Juga: Jangan Melulu Menyuguhkan Bahagia, Anak Juga Harus Diajarkan Cara Menghadapi Tragedi

Pada situasi tersebut, Bilal melihat ayahnya merupakan seorang Muslim yang idealis, di mana ia sangat tidak menginginkan konflik dan perpecahan di tanah hindustan terus berkelanjutan. Di sisi lain, kondisi ayahnya sangat mengkhawatirkan karena dokter memvonis dia punya umur yang tidak akan lama lagi akibat kanker.

Begitulah kemudian Bilal bertekad untuk berbohong, sesuatu yang tidak pernah diajarkan oleh Bapujinya, pin tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Bilal ingin Bapujinya meninggal dengan hati yang tenang, di mana di benak dan pikirannya mengantongi fakta rekayasa bahwa India telah kembali bersatu, pun konflik telah berakhir.

Baca Juga: Kontrol Jari, Please! Dilarang Menghujat Anak Di Bawah Umur

Dalam novel kemudian diceritakan bahwa agenda dustanya Bilal jauh dari kata mudah karena kondisi konflik di India nyatanya makin parah. Sementara itu, Bapujinya adalah salah seorang tokoh masyarakat yang senang dikunjungi dan menerima kunjungan, serta selalu up to date terhadap informasi terbaru. Bagaimana mencegah Bapujinya agar bersih dari kabar buruk soal India?

Bilal tak kehabisan akal. Ia mantap merekrut tiga orang sahabatnya yakni Saleem, Chota dan Manjeet untuk mendukung agenda dusta itu. Bahkan seiring berjalannya waktu, Bilal juga berhasil meyakinkan Dokter yang merawat Ayahnya, serta gurunya di sekolah, agar juga bergabung menyukseskan misinya. Mereka dengan senang hati membantu Bilal, sebab mereka pun sayang pada Bapujinya Bilal.

Tim Pendusta yang dibentuk Bilal ini kemudian melakukan sejumlah agenda dari mulai bolos sekolah, kabur dari sekolah, hingga membuat surat kabar palsu agar ayahnya terisolasi dari informasi tentang India yang sebenarnya. Sebagai gantinya, Bilal ingin menyuguhkan informasi tentang India yang sesuai dengan harapan Bapuji.

Pada akhirnya, kita pun menyaksikan India yang saat ini tidak lagi utuh, karena produk pecahannya sudah terbentuk dengan berdirinya negara Pakistan dan Bangladesh.

Untuk mengetahui tentang Sejarah Konflik India-Pakistan, silakan baca artikelnya di sini.

Tapi bagaimana upaya Bilal agar tetap berdusta, itu merupakan satu cerita yang sayang untuk dilewatkan. Sebab, dari novel A Beautiful Lie, kita jadi belajar banyak tentang sisi lain dari praktik dusta yang mungki bisa dibenarkan.

Kisah lain tentang momen konflik India-Pakistan juga digambarkan dalam film Barjangi Bhaijan. Review tentang salah satu film India terbaik ini dapat kamu simak di sini.

Melalui novel ini, kita juga bakal diberitahu Bilal sedikit tentang teori dusta. Di antaranya “kalau kita tidak buka mulut, secara teknis tidak bisa dibilang berdusta” (halaman 160), atau “kalau perasaanmu semakin tidak enak waktu kau berdusta, makin banyak masalah yang bakal kauhadapi. Aku memutuskan untuk tidak merasa tidak enak tentang apa pun (halaman 176).

Selebihnya, novel banyak bercerita tentang ekspresi kasih sayang anak kepada ayahnya, maupun sebaliknya. Pembelajaran lainnya, kita akan dibuat terkesima dengan jalinan pertemanan bocah-bocah India yang sangat solid meski mereka tengah berada di situasi konflik.

Ada pula kisah haru Bilal dengan kakaknya yang dicitrakan antagonis tapi dramatis. Sang kakak kabur dari rumah dan ikut menjadi kelompok penebar konflik, sesuatu yang sangat bertentangan dengan Bapuji mereka. “Kau hanya telah menemukan jalan lain untuk menghadapi kengerian ini. Kau sama saja seperti kami, sama seperti aku. Dusta ini menjadi nerakamu, sama seperti kebenaran di luar sana menjadi nerakaku”. Ini komentar Kakaknya Bilal, ketika mengetahui agenda dusta Bilal. (Halaman 244).

Dari novel ini, pembaca juga akan diperkaya wawasannya tentang bagaimana kondisi India ketika konflik mulai merongrong dan membuat perpecahan, dari kaca mata anak-anak. Sembari mengikuti kisah Bilal, kita juga akan tahu beberapa kosakata khas India, sehingga wawasan berbahasa pun makin kaya. Kita juga akan disuguhkan sejumlah tradisi yang kala itu masih dijalankan. Di antaranya perayaan India dan sabung ayam.

Meski ada di situasi mencekam, anak-anak tetap bermain dan belajar, bersahabat dengan tulus, serta mencintai keluarganya masing-masing. Di situasi tersebut, anak-anak bahkan tetap bisa melakukan kebohongan yang jujur.

Selamat membaca!

Legenda Mister Gepeng (Salah Satu Kisah Hoax yang Viral di Era 90-an)

halloween-1746354_1920

Kata siapa berita hoax cuma ada di zaman now, di mana orang-orang sudah terkoneksi secara digital dan melulu bergantung pada gadget. Justru berita hoax atau berita bohong sudah ada sejak zaman dulu, termasuk di era 90-an. Berhubung saya termasuk golongan orang-orang yang tumbuh di era tersebut, saya ingin berbagi cerita kesaksian penyebaran salah satu berita hoax yang pernah viral di masa itu.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa istilah “Hoax” dalam Bahasa Inggris artinya “a plan to deceive someone, such astelling the police there is a bomb somewhere when there is not one.” arti lainnya menurut Kamus Cambridge adalah “to deceive, especially by playing a trick on someone”. Sederhananya, hoax itu suatu kata benda atau kata kerja yang artinya memperdaya atau mengelabui orang untuk agenda tertentu.

Apa praktik hoax yang pernah jadi viral di era 90-an?

Salah satu di antaranya yakni legenda Mister Gepeng. Orang-orang yang memulai hidup di era 90-an pasti pernah familiar dengan nama ini, bukan? Entah hoax ini bermula dari siapa, dikabarkan melalui apa dan bagaimana penyebarannya, berita tentang Mister Gepeng menjadi viral, tersebar, menjelma teror, dan berhasil membuat anak-anak percaya bahwa Mister Gepeng ada dan bersemayam di kamar mandi sekolah SD.

Pada mulanya, kabar yang beredar menyebut bahwa Mister Gepeng seorang jutawan yang meninggal karena terjepit lift. Sebagian kabar menyebut Mister Gepeng mati karena terlindas buldoser. Terlapas dari yang mana yang benar, kita tahunya kalau mister gepeng itu mati dan menjadi gepeng. Mister Gepeng pun menjelma arwah penasaran.

Entah bagaimana ceritanya, dari kejepit lift, tahu-tahunya dia ada di toilet sekolah. Mengapa pula harus di toilet sekolah? Mengapa pula kami kala itu percaya begitu saja kalau Mister Gepeng meneror kamar mandi sekolah kami? Kalau diingat-ingat lagi, rasanya kami keterlaluan konyol hingga takut sama arwah penasarannya Mister Gepeng.

Padahal, sama sekali saya tidak tahu seseram apa wajah dan penampakan Mister Gepeng. Padahal kabar yang beredar, justru Mister Gepeng bisa memberi uang dari lobang WC, kalau kita menelepon ke nomor 7777777. Jalan lain untuk dapat uang dari Mister Gepeng adalah dengan melakukan gerakan maju mundur cantik di depan WC selama tujuh kali. Tapi karena ketakutan yang tak beralasan, kita semua enggan untuk melakukannya. Duh, mengingat kisah Mister Gepeng, saya jadi ingin ketawa sendiri.

Saya juga jadi merasa, praktik hoax dan viral di zaman saya justru lebih canggih. Bayangkan, kala itu minim gadget di kalangan anak SD dan jaringan internet masih belum sepopuler zaman now. Tapi entah di bawa angin dari mana, Mister Gepeng mendadak populer dan begitu saja jadi teror buat anak-anak SD. Bagaimana bisa?

Jika teman-teman ada yang tahu jawabannya, silakan komentar di bawah ya, sekalian kita sama-sama bernostalgia. Kalau Mister Gepeng juga baca tulisan ini, silakan juga tulis klarifikasinya di kolom komentar, ya! Sekian.

😀

Sumber Gambar dari sini

 

Perihal Kita yang Ditunjuk Miskin dan Mengaku-Aku Miskin

love-3365338_1920

Orang-orang menganggap kemiskinan adalah sebuah masalah. Sebagian lagi, yakni mereka yang merasa punya kuasa, merasa bahwa sesuatu yang bernama kemiskinan itu harus diberantas. Maka sebelum melakukan tindak pemberantasan terhadap “kemiskinan”, mereka membuat kriteria-kriteria yang rigid dan ilmiah, sehingga kita bisa menunjuk sesuatu atau seseorang itu disebut miskin atau tidak miskin.

Menurut pemerintah, misalnya, seseorang disebut miskin jika ia pendapatan per-bulannya sekitar sekian hingga sekian, ukuran rumahnya sekian, tempat dia buang air dan mandi dalam kondisi demikian, dan banyak lagi kriteria lainnya yang menandakan ketidakmampuan alias kemelaratan.

Setelah sejumlah kriteria itu ditetapkan, diselenggarakanlah perburuan secara besar-besaran terhadap orang miskin di negara ini. Gerakan itu didukung dengan ajakan bagi orang-orang yang masuk kategori miskin untuk menampakkan dirinya dengan sejumlah bukti, salah satunya dengan menunjukkan surat keterangan miskin dari desa atau kelurahan.

Tujuan utama mengumpulkan data-data orang miskin tidak lain untuk melakukan pemberantasan, di mana orang miskin diberi sejumlah bantuan. Dengan begitu, diharapkan tingkat kemiskinan bisa diredam. Lantas orang-orang yang dianggap miskin jadi sedikit berubah kehidupannya, menjadi tidak terlalu melarat-melarat amat.

Dari tahun ke tahun pemerintah dan sejumlah orang-orang yang dianggap kaya melakukan sejumlah pendataan diiringi penyaluran bantuan, bagi-bagi sembako dan uang tunai. Dari tahun ke tahun pula, justru jumlah “orang miskin” bukannya berkurang, malah bertambah. Agenda pemberantasan kemiskinan yang dirancang dan digerakkan setiap tahun pun tampak gagal, tapi terus dijalankan.

Bagi saya, ini ganjil. Mengapa kita terus saja menjalankan suatu program yang gagal? Jawabannya, sebab agenda tersebut mungkin tidak benar-benar ingin memberantas kemiskinan, melainkan ingin memeliharanya. Kita mungkin sudah sekian lama menganggap kemiskinan sebagai suatu kewajaran, hal yang layak dipamerkan, pun sebagai ajang cari uang.

Kemiskinan dan Program bantuan pemberantasan kemiskinan jadi seperti telur dan ayam. Di mana tak terdeteksi mana yang lebih duluan datang. Tapi dugaan saya, pada awalnya orang-orang merasa baik-baik saja dengan kehidupan dan kesehariannya. Mereka belajar, bermain, menikah, punya anak, membesarkan anak, dan berkegiatan berdasarkan kesepakatan sosial di lingkungannya.

Lantas sekelompok orang datang, menunjuk-nunjuk sebagian lainnya sebagai orang miskin. Orang yang ditunjuk (yang tadinya merasa baik-baik saja) lantas menerima disebut miskin, karena penunjukkan itu dibarengi dengan sejumlah iming-iming uang dan bantuan kesejahteraan. Siapa yang sanggup menolak rezeki yang datang.

Lama-kelamaan, program bagi-bagi uang itu dilirik oleh orang yang merasa ingin juga diberi uang, padahal mereka tidak ditunjuk atau dianggap sebagai orang miskin. Orang-orang jenis inilah yang kemudian harga dirinya diobral, tapi mereka tidak malu.

Mereka mengaku-aku sebagai orang miskin, lalu dengan santai pergi ke kantor desa naik mobil pribadi, dan di sana ia membuat surat keterangan miskin. Tak lama, sejumlah persyaratan pengajuan bantuan lainnya terpenuhi. Orang yang ingin jadi miskin akhirnya diakui juga jadi miskin. Mereka pada akhirnya dapat perlakuan setara dengan yang ditunjuk miskin, yakni dapat bantuan dan beasiswa sekian. Betapa menyenangkan.

Lantas, apakah orang yang memberi bantuan itu bodoh, atau benar-benar ditipu oleh mereka yang ditunjuk miskin dan ingin ditunjuk jadi miskin? Apakah pemberi bantuan itu benar-benar ditipu setiap tahun? Dugaan saya, sebenarnya mereka pun sudah tahu, tapi tetap mengondisikan diri untuk ditipu. Mengapa? Sebab anggaran negara berikut segala agenda pencitraan baik harus terus digulirkan.

Prosesi pemberian dana bantuan kepada mereka-mereka yang “miskin” pun berlangsung terus, terserah yang diberi itu benar-benar butuh bantuan, atau hanya ingin dapat uang jajan tambahan. Yang penting, penyaluran bantuan dan program pengentasan kemiskinan terus digulirkan untuk kepentingan ekonomi dan politik.

Praktik ini terus berputar-putar setiap tahun. Lebih ramai lagi kalau tahun pemilihan pemimpin tiba, baik di tingkat daerah maupun pusat. Agenda bagi-bagi uang akan sangat royal, lebih fenomenal ketimbang hujan uang.

Lantas dari manakah sumber uang yang dibagi-bagi kepada “si miskin itu”? Yakni berasal dari orang miskin juga. Orang miskin bayar pajak dan sejumlah pungutan negara lainnya. Orang miskin juga berusaha mencari uang, dapat gaji kecil, tapi tenaga mereka dikuras untuk keuntungan bisnis orang kaya.

Begitulah perputaran uang berlangsung terus menerus. Sederhananya, uang dan tabungan masyarakat diperas, tanah dan sumber daya alamnya direbut, lalu dengan entengnya mereka menunjuk-nunjuk rakyat sebagai orang miskin. Kemudian sebagian rakyat lainnya juga ingin disebut miskin. Mereka dapat bantuan berupa uang recehan yang tak seberapa. Mereka senang dapat uang bantuan, padahal uang bantuan itu sejatinya hanya sekian persen dari uang yang pada awalnya milik mereka.

Maka saya sepakat dengan pernyataan Profesor Jalaludin Rahmat dalam ceramah yang tadi pagi saya dengarkan. Bahwa kita sudah terkungkung dengan suatu sistem yang melemahkan. Kita tidak bodoh, tapi dibodohkan. Makanya, kemampuan pelajar di Jakarta dan Bandung dituntut setara dengan yang ada di Papua dan Pelosok Ambon.

Kita juga pada awalnya tidak lemah dan miskin, tapi kemudian sistem membuat kita menjadi golongan “Mustad’afin” atau orang-orang yang dilemahkan dan dimiskinkan dengan macam-macam agenda. Sistem perburuhan, pendidikan, sosial, dan sistem yang lain-lainnya dirancang tidak adil. Ada orang-orang dzalim di sekitar kita, yang mana jumlah mereka sedikit, tapi mereka egois karena inginnya dirinya dan keluarga mereka saja yang hidup dalam tipu daya dunia dan bergelimang harta.

Padahal sejatinya, bodoh, miskin dan lemah, sejatinya adalah urusan perasaan. Kalau ktia merasa, maka bodohlah, miskinlah dan lemahlah kita. Sementara itu, praktik pemberian bantuan idealnya didasari akan kepekaan sosial, bukannya ajang pamer atau jadi kendaraan politik orang-orang dzalim.

Diawali dengan kesadaran, semoga kita jadi punya kekuatan dan agenda baru untuk menolak dilemahkan. Terlebih kita punya sistem jaminan sosial yang mapan berupa zakat dan sedekah. Ketika semua orang punya harga diri, bagaimanapun kondisinya, orang-orang tak akan mau disebut miskin. Di sisi lain, ketika orang-orang juga punya kepekaan sosial, mereka akan saling memperhatikan satu sama lain. Kita jadi punya simpati sekaligus empati untuk menolong saudara-saudara kita yang butuh bantuan dengan niat yang bebas dari kedzaliman apalagi kemunafikan.

Wallahu A’lam.

Sumber Gambar: https://pixabay.com/id/cinta-jantung-waktu-memberikan-3365338/#_=_

Perihal Nyanyian Gelatik yang Mendamba Merdeka

sparrow-158178_1280

Momen perayaan kemerdekaan di negara ini tinggal menghitung hari saja. Pada hari tersebut, orang Indonesia akan kompak membicarakan segala tentang makna kedaulatan dan kemandirian rakyat, dikondisikan untuk bernostalgia sembari menyatakan terima kasih kepada para pahlawan bangsa, serta tetap bergembira dengan ragam perlombaan menghias gapura, balap karung, makan kerupuk yang digantung, serta ragam perlombaan semarak lainnya.

Di momen kemerdekaan yang spesial buat bangsa ini, saya juga terteror dengan lagu berjudul “Burung Gelatik” karya Ibu Sud. Lagu ini terngiang-ngiang di telinga, terbayang-bayang di ingatan, menyulut saya untuk menyanyikannya lagi dan lagi belakangan ini.

Bagi kids zaman old, yuk kita nostalgia menyanyikan lagu ini. Bagi kids zaman now yang belum tahu, berikut ini lirik dan audio lagunya. Saya berharap kita sama-sama terkesima lagi dan lagi:

BURUNG GELATIK – KARYA IBU SUD

Hai burung gelatikku, hai burungku lucu

Mengapa tak kudengar bunyi suaramu

Mengapa kau tak makan segala umpanmu

Sakitkah engkau hai buah hatiku

Rindukah engkau hai kawanku yang lucu

***

Hai anakku lucu, kau yang baik hati

Tidakkah kau tahu artinya merdeka

Tahukah engkau apa arti bahagia

Tak sangkar beremas, tak umpan yang lezat

Dapat menggantikan rasanya merdeka

***

Lagu ini secara umum membicarakan tentang makna kemerdekaan yang dilantunkan seekor gelatik kesayangan. Di lagu ini kita jadi paham, bahwa kemewahan dan ketercukupan dunia tak bisa menggantikan kebahagiaan dalam memeroleh merdeka bagi siapa saja.

Termasuk bagi gelatik yang terkurung di dalam sangkar dan dimanja oleh pemiliknya, tetap saja ia murung dan bersedih karena tidak bebas terbang di alam bebas. Perolehan merdeka tetap yang paling utama, sebab apalah artinya kita hidup, jika perasaan masih terpenjara, jika keadaannya masih dalam komando, dikte dan pengaturan yang rigid dari bangsa asing?

Lagu “Burung Gelatik” juga punya makna khusus. Di mana saya pernah bangga dan bahagia belajar dan menyanyikan lagu ini bersama teman-teman SD. Guru kami, Pak Suyanto sangat sabar mengajari dan menyemangati kami untuk semangat bernyanyi, sebab dia ingin salah satu di antara kami ada yang ikut kompetisi menyanyi pakai lagu ini di Taman Ismail Marzuki.

Meski tak terpilih jadi perwakilan kelas untuk bernyanyi di perlombaan, tetap saja saya merasa keren bisa hapal lagu ini. Liriknya terasa sangat mengena di sanubari. Entah mengapa, meski lagu ini tak pernah menyengaja saya hapal, liriknya terus melekat, maknanya selalu bikin terharu. Saya bersyukur pernah jadi anak yang bernyanyi dan menyukai lagu keren ini.

Liriknya bagus, begitu pula nadanya. Sayang beribu sayang, Mbah Google yang katanya serba tahu justru belum terlalu pintar mendeteksi keberadaan lagu ini, baik dari segi liriknya maupun audio dan videonya. Hati saya jadi sedikit miris sekaligus khawatir. Semacam tidak rela kalau lagu ini hilang, terlupakan, tak lagi dinyanyikan oleh anak-anak bangsa.

Saya beberapa kali melakukan pencarian di google dengan style keyword yang umum hingga detil, sulit sekali mendeteksi keberadaan lagu ini. Sebab yang lebih popoler yakni lagu “Burung Gelatik” yang dinyanyikan Tasya.

Maka dari itulah, saya berinisiatif menuliskan tentang lagu ini di sini, bahkan membuat audio plus videonya sebagai pelengkap. Saya menggandeng adik, Khotami, untuk jadi penyanyi utama. Meski penyanyi kelas amatiran, suaranya pun pas-pasan, kami percaya diri saja karena sejatinya ini lagu keren sehingga tak perlu malu untuk menyanyikannya. Hahaha.

Saya harap lagu yang kami nyanyikan ini bisa membantu kalian mendapatkan gambaran nada di lagu ini, sehinga di kemudian hari kalian bisa menyanyikannya kembali dengan gaya dan nada yang lebih baik.

Untuk mendengarkan audio lagu Burung Gelatik versi Balet Sumber Cipta (Dalam Momen Tribute to Ibu Sud), klik di sini.

Artikel lainnya tentang lagu Burung Gelatik, klik di sini.

Lalu silakan bandingkan dengan lagu Burung Gelatik yang apalah-apalah versi kami, klik di sini.

Saya pikir pula, dengan upaya ini, Google akan jadi makin tahu, sehingga dia akan bisa bantu mempopulerkannya kembali kepada kalian semua yang sedang mencari. Sebab sungguh disayangkan kalau lagu ini terlupakan dan punah, digantikan dengan lagu ngecapruk semisal A-a-a-a-aisyah, Bojonya Jatuh Cinta Pa-pa-pa-pada Jamilah. Hehehe…

Sekian.


Sumber referensi dari sini

Sumber Gambar dari sini

Open Order Pembuatan Sketsa Wajah, Harga Murah Meriah. Yuk Order!

Dari sisi idealis, membuat sketsa wajah merupakan salah satu bentuk apresiasi sekaligus wujud rasa syukur atas pemberian wajah terbaik dari Tuhan kepada manusia. Di sisi lain, secara praktis tujuan membuat sketsa wajah juga bisa dijadikan sebagai koleksi sekaligus kenang-kenangan/hadiah bagi orang-orang tersayang.

Nah, jika Anda merasa belum piawai menggoreskan sketsa, atau tidak punya cukup waktu untuk membuat sketsa wajah karena ragam kesibukan, kami siap melakukannya untuk Anda.

OPEN ORDER PEMBUATAN SKETSA WAJAH HARGA MURAH MERIAH didasarkan pada dukungan kami dalam agenda pemenuhan Kebutuhan Jiwa manusia untuk saling mengapresiasi.

Harga yang ditawarkan yakni Rp 100 ribu untuk satu sketsa wajah (kalau pesan di yang lain bisa mencapai Rp 300-500 ribu).

SILAKAN ORDER VIA PESAN LANGSUNG DI SINI

Meski harga jasa pembuatan sketsa wajah di bawah rata-rata, kualitas tetap terjaga di mana seniman kami terkadang harus berkali-kali menggambar agar tingkat kemiripannya mendekati 100 persen.

Berikut ini portofolio hasil sketsa wajah yang sudah diorder:

Contoh-contoh hasil sketsa wajah lainnya dari kami dapat dilihat di instagram @lestari.sricahya.

ORDER SKETSA WAJAH bisa langsung menghubungi nomor kontak pelukis di +62 896-7217-0258 (WhatsApp), atau kirim pesan langsung via instgram di
@lestari.sricahya

Yuk Segera Order!
Selamat Mengapresiasi!